Tarogong Kidul – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
(Disparbud) Kabupaten Garut mengimbau seluruh pengelola kawasan wisata untuk
mengadakan mitigasi bencana di kawasan wisatanya masing-masing.
“Mitigasi bencana ini perlu di lakukan oleh pengelola
kawasan wisata, khususnya kepada para pengunjung,” Ujar kepala Disparbud Kabupaten
Garut Budi Gan Gan kepada wartasan Selasa (22/1).
Kegiatan tersebut perlu dilakukan seiring masuknya musim
hujan. Sebab potensi bencana pada musim hujan sangat besar. “Ini penting sekali
untuk menghindari hal yang tidak diinginkan akibat bencana,” ujarnya.
Dia menerangkan ancaman datangnya bencana alam di kawasan
wisata memang sulit diprediksi. Maka dari itu antisipasi penting.” Kalau
wisatawan sudah mengetahui ketika terjadi bencana bisa meminimalisir korban
jiwa,” terangnya.
Kabupaten Garut, kata Budi, memiliki potensi kerawanan
bencana paling tinggi, sehingga kerawanan di lokasi wisata juga cukup besar. Seperti
di lokasi air terjun rawan banjir, kemudian pantai rawan datagnnya tsunami
serta wisata gunung longsor. “Kerawanan bencana ini sangat sulit dihindari. Sehingga
perlu di adakan pencegahan,” terangnya.
Saat ini kawasan wisata yang sudah menerapkan program
mitigasi bencana belum ada. “Kalau secara langsung simulasi mitigasi di lokasi
wisata belum ada. Makanya kita terus dorong ke pengelola, harus menata,
termasuk bagaimana melakukan mitigasi di lokasi wisata,” katanya.
Kepala BPBD Kabupaten Garut Dadi Djakaria mendukung upaya
itu. Selama ini lembaganya telah beberapa kali melakukan simulasi mitigasi
bencana di area pantai selatan Garut. “Kebetulan focus kita saat ini pada
ancaman adanya tsunami,” ujarnya.
Ia menyatakan saat ini kondisi wisata Garut terbilang
aman untuk dikunjungi. Meskipun demikian sikap kehati-hatian harus tetap dijaga
semuua pengunjung.
Sumber: Harian Pagi Radar Tasikmalaya Rabu, 23 Januari
2019/ 17 Jumadil Awal 1440H, hal 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar